Info Kabupaten Pati – Nasi gandul resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek)
Info Kabupaten Pati – Nasi gandul resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek). Nasi gandul sendiri merupakan kuliner khas Kabupaten Pati.
Sebagaimana diketahui, warisan budaya takbenda merupakan keseluruhan peninggalan kebudayaan yang memiliki nilai penting. Mulai dari sejarah, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Sekretaris Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pati, Paryanto mengatakan, nasi gandul masuk dalam kategori keterampilan dan kemahiran kerajinan tradisional. Penetapan ini, setelah digelar sidang penetapan yang hasilnya dibacakan di Jakarta.
“Nasi Gandul khas Pati berhasil ditetapkan sebagai WBTb Indonesia. Ada sejumlah tahapan sebelum akhirnya berhasil ditetapkan oleh Kemdikbudristek,” kata dia, belum lama ini.
Ia menjelaskan, pihaknya sebelumnya mengusulkan ke Disdikbud Provinsi Jawa Tengah untuk diseleksi terlebih dahulu. Setelah dinyatakan memenuhi kriteria barulah diusulkan ke Pemerintah Pusat.
Ada banyak hal yang pihaknya siapkan untuk proses penetapan WBTb. Mulai dari latar belakang sejarah, kajian akademis dari penelitian, jurnal skripsi atau tesis. Kemudian juga dilengkapi video mengenai karya budaya yang diusulkan.
Nasi Gandul sendiri awalnya telah diajukan sejak 2022 lalu. Namun karena keterbatasan data dan kajian akademis sehingga harus direvisi. Barulah pada tahun lalu, Disdikbud Provinsi Jateng membantu dalam pengkajian, sehingga berhasil diusulkan dan ditetapkan di tahun ini.
“Ada banyak manfaat dengan ditetapkannya sebagai WBTb Indonesia. Seperti sebagai upaya pelestarian dari objek pemajuan kebudayaan atau karya budaya untuk dicatatkan dan ditetapkan sebagai WBTb Indonesia,” ungkapnya.
Menurutnya penetapan WBTb ini sangat penting. Karena untuk memperkenalkan karya budaya kepada seluruh bangsa Indonesia dan dunia. Sehingga nantinya tidak diklaim oleh bangsa lain.
Penetapan WBTb Indonesia juga sebagai apresiasi pemerintah terhadap karya budaya yang ada di daerah masing-masing. Disdikbud Pati pun berharap agar pasca- penetapan WBTb Indonesia itu nantinya juga ada bantuan pemerintah pusat sebagai upaya tindak lanjutnya.
Tentang Nasi Gandul
Nasi gandul atau Sego Gandul adalah masakan khas yang berasal dari daerah Pati, Jawa Tengah, Indonesia yang sepintas mirip dengan semur daging dan gulai.
Sejarah Nasi Gandul
Nasi gandul adalah kuliner khas daerah Pati (daerah pesisir Jawa Tengah, jalan pantai utara Jawa). Daerah di Pati yang memopulerkan nasi gandul ini adalah Desa Gajahmati (arah selatan teminal bus Pati. Desa Semampir/Sebelah timur dari Desa Gajahmati), itulah sebabnya sering ditemui kata-kata Nasi Gandul Gajah Mati. Walaupun pada akhirnya banyak ditemui penjual nasi gandul yang tidak berasal dari Desa Gajahmati tetap menuliskan kata Desa Gajahmati pada spanduk tempat makan mereka. Jika ditelusuri asal-usul pemberian nama nasi gandul, banyak versi yang mengemukakan tentang hal tersebut.
Asal – Usul Nama Nasi Gandul
Terdapat banyak versi tentang asal-usul nama nasi gandul tersebut.
Versi pertama mengatakan bahwa nama nasi gandul adalah nama pemberian dari pembeli. Dulu, di daerah Pati, penjual nasi gandul menjajakan nasinya dengan menggunakan pikulan yang berisi kuali (tempat kuah nasi gandul) di satu sisi, dan bakul nasi serta peralatan makan nasi gandul di sisi lain. Kemudian, pikulan tersebut digotong dan dijajakan sehingga pikulan tersebut naik-turun seirama dengan langkah penjualnya (kedua sisi bambu ini bergantungan bakul nasi dan kuali kuah secara menggantung (gandul). Oleh sebab itu, masyarakat kemudian menamainya nasi gandul.
Versi kedua, nama nasi gandul terinspirasi dari cara penyajian nasi gandul yang unik. Cara penyajiannya: piring yang telah dilapisi oleh daun pisang, kemudian diisi oleh nasi, baru setelah itu diberi kuah. Karena penyajian yang serupa itu, oleh para pembeli menyebut bahwa nasi dan kuah itu mengambang; menggantung (tidak menyentuh piring).
Versi Ketiga, dahulu penjual nasi gandul kepala nya botak dan dagangan nasi tersebut dipikul oleh 2 wanita botak. sehingga seperti gondal gandul. Oleh sebab itu, pembeli menyebutnya sebagai nasi gandul.
Makanan ini sepintas mirip dengan Soto Betawi dan Soto tangkar yang dijual di seputaran daerah Jakarta, Soto Padang yang dijual di seputaran daerah Kota Padang, serta Soto Bandung yang dijual di seputaran daerah Kota Bandung.
Cara Penyajian Nasi Gandul
Cara penyajian nasi gandul ini tergolong unik, karena dalam penyajiannya piring dialasi dengan daun pisang. Makannya juga tidak menggunakan sendok, melainkan suru, yaitu daun pisang yang dipotong memanjang dan dilipat dua untuk digunakan sebagai pengganti sendok. Namun biasanya para penjual nasi gandul tetap menyediakan sendok maupun garpu untuk persiapan apabila pembeli tidak dapat menggunakan suru.
Info Kuliner: https://soetrisnogaleri.com/category/kuliner/
Saat membeli nasi gandul biasanya hanya akan mendapatkan nasi putih ditambah kuah gandul dengan sedikit potongan daging sapi. Apabila lauk yang telah diberikan dianggap tidak cukup, pembeli dapat meminta tambahan lauk kepada penjual. Biasanya tambahan lauk yang tersedia pada nasi gandul adalah: tempe goreng, perkedel, bacem telur, daging sapi, dan jerohan sapi. Tambahan lauk ini dapat dipotong kecil-kecil sesuai dengan permintaan pembeli. Kalaupun nasi gandul dirasa kurang manis pembeli dapat menambah kecap yang telah disediakan.