Di Kabupaten Pati, Jawa Tengah terdapat sebuah benda cagar budaya yang memiliki berbagai cerita. Warga menyebutkan sebagai Pintu Gerbang Majapahit. Lalu seperti apa cerita di balik Pintu Gerbang Majapahit tersebut.
Bangunan kuno yang dikenal masyarakat sebagai Pintu Gerbang Majapahit berada di Dukuh Rendole, Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo. Untuk sampai di lokasi tidak jauh dari pusat Kota Pati. Jika ditempuh dengan berkendara membutuhkan waktu sekitar 10 menit.
Pintu Gerbang Majapahit berada di tengah-tengah permukiman warga. Tampak sekitar pintu gerbang tersebut dipagari dengan rapat. Pintu gerbang itu berada di dalam ruangan kaca.
Pintu Gerbang Majapahit adalah tempat wisata di Kabupaten Pati, wisata ini mempunyai nilai-nilai sejarah.
Fasilitas
Objek wisata: situs peninggalan Gerbang Majapahit
Peninggalan sejarah berupa Pintu Gerbang terbuat dari kayu jati. Pintu gerbang ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit yang diangkat oleh Kebo Nyabrang sebagai persyaratan untuk diakui sebagai Putra Sunan Muria.
Namun setelah tiba di Desa Rondole, Kebo Nyabrang tidak mampu lagi mengangkat dan tidak mampu melanjutkan perjalanan kemudian menunggui pintu gerbang tersebut sampai meninggal dunia.
Terletak di Desa Rendole, Kecamatan Margorejo, jarak dari kota Pati 4 Km.
Berdekatan dengan objek wisata Sendang Tirta Sani.
Pertarungan Besar
Murid Sunan Ngerang yang bernama Raden Ronggo rupanya juga menginginkan pintu tersebut. Sebab pintu itu menjadi syarat untuk mempersunting putri Sunan Ngerang bernama Roro Pujiwat. Namun Raden Ronggo kecewa karena Pintu Gerbang Majapahit telah dibawa Kebo Nyabrang ke Gunung Muria.
Raden Ronggo kemudian mengejar Kebo Nyabrang untuk meminta pintu. Kebo Nyabrang tidak memberinya, karena itulah peperangan terjadi. Sunan Muria yang melihat dua orang yang sedang bertarung itu kemudian turun melerai mereka.
Pintu Gerbang Majapahit di Pati merupakan benda bersejarah yang wajib di lestarikan
Pintu Gerbang Majapahit terbuat dari kayu yang memiliki ukiran. Oleh karena itu berbagai usaha konservasi terus dilakukan dari waktu ke waktu. Salah satu usaha konservasi itu adalah pengawetan. Pengawetan bertujuan untuk memperpanjang umur pemakaian kayu, sehingga kayu dapat bertahan dalam waktu yang lama tanpa penggantian komponen yang terlalu sering.
Apalagi saat ini Pintu Gerbang Majapahit sudah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kabupaten Pati. Kayu jati murni yang menjadi bahan utama pintu gerbang itu menggambarkan era kejayaan Majapahit sebagai pusat peradaban Nusantara.